Jumat, 24 Desember 2010

venomena adanya new media

Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya (Preston: 2001). Teknologi komunikasi baru memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi. Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai ”alat” semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi ”media” tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback), karena seorang khalayak pengakses media konvergen secara langsung memberikan umpan balik atas pesan-pesan yang disampaikan. Karakteristik komunikasi massa tradisional di mana umpan baliknya tertunda menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. Oleh karenanya, diperlukan pendekatan baru di dalam melihat fenomena komunikasi massa. Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Jika tren-tren seperti itu merebak ke berbagai negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti peran pers online akan menggantikan peran pers tradisional.
Munculnya Konsep e-paper
Berkembangnya internet memicu masyarakat untuk memaksimalkan peranannya. Bahkan sejumlah surat kabar di Amerika hanya menerbitkan versi e- paper saja. Konsep e-paper merupakan penggabungan media komunikasi massa yang berupa surak kabar dengan teknologi internet. Konsep e-paper sudah mulai diterapkan oleh sejumlah harian di Indonesia. Kalau sebelumnya harian-harian tersebut hanya menampilkan berita dan artikel dari versi cetak ke dalam website mereka (e.g. kompascetak.com), maka dengan e-paper yg dihadirkan adalah versi asli sesuai dengan format cetakan, dalam bentuk file acrobat reader (pdf). Berbeda dengan koran online biasanya, e-paper memberikan visual yang sama dengan koran aslinya, lengkap dengan kolom dan iklannya. Kadang bukan hanya beritanya saja yang penting tapi juga iklannya gak kalah penting dan menarik. Koran dan majalah e-paper ini gratis diakses. Bagi mereka yang tidak bisa mendapatkan Koran atau majalah edisi aslinya, dapat langsung mengakses e-paper. Rasakan seolah membaca koran atau majalah aslinya.
Konsep e-paper Dengan Teori Komunikasi
1. Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kebudayaan. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Masyarakat perkotaaan di Indonesia adalah tipe masyarakat yang mempunyai kemampuan dalam mendapatkan inovasi baru. Konsep e-paper lebih banyak dikonsumsi masyarakat kota daripada masyrakat desa.
2. Uses and Gratifications Theory
Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumber beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk memenuhi kepuasannya. Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Konsep e-paper akan dipilih karena lebih praktis dan tidak akan menjadi tumpukan koran-koran bekas jika seperti berlanggaran koran
3. Tehcnological Determinism Theory
Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya akan mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar